Mewujudkan Komoditas Lokal Berdaya Saing Global


Rencana pemerintah mengimpor beras sekitar 1 juta ton pada 2021 menjadi polemik. Wacana ini menuai kritik berbagai pihak. Hal ini dikarenakan kebijakan ini dinilai berpotensi merugikan petani lokal dengan turunnya harga gabah. Pencanangan ini dilakukan dengan alasan menjaga pasokan beras di dalam negeri. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa produksi beras nasional di tahun 2021 diperkirakan naik 4,86 persen.

Komoditas lokal Indonesia baik migas maupun nonmigas sebenarnya mempunyai potensi berdaya saing global. Hal ini dibuktikan dengan neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USS$1,96 miliar pada Januari 2021, yang berarti bahwa Indonesia lebih banyak melakukan ekspor.  Maka dari itu, diperlukan upaya lebih dalam mendorong komoditas lokal agar lebih berkembang. Dengan meningkatnya potensi daerah akan komoditas lokalnya, diharapkan nilai impor komoditas asing dapat berkurang.

Kolaborasi lintas sektor dapat menjadi kunci keberhasilan berkembangnya komoditas lokal. Keterlibatan banyak pihak seperti pemerintah, masyarakat, akademisi, dan swasta dapat dijadikan kekuatan dalam mendorong tiap daerah mengembangkan potensinya. Terjalinnya kerjasama lintas ahli, lintas aktor serta lintas platform dapat mengoptimalkan potensi yang ada. Aksi bersama ini dilakukan mulai dari pendampingan pemetaan potensi, pengembangan masyarakat, hingga pengembangan komoditas itu sendiri.

Komoditas lokal dapat dikembangkan juga melalui program CSR. Masyarakat di sekitar perusahaan dibina agar dapat memanfaatkan komoditas lokal sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Model kolaborasi ini sudah dikembangkan pemerintah, tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dalam RPJMN terdapat strategi mengembangkan komoditas unggulan dari 62 daerah tertinggal. Strategi yang dilakukan meliputi pembangunan infrastruktur, regulasi investasi, birokrasi, transformasi ekonomi hingga kualitas sumber daya manusia. Dari segi pembiayaan, pelaku UMKM difasilitasi pembiayaan melalui financial technology, Kredit Ultra Mikro (KUMi), serta pemasaran produk bermitra dengan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak.

Komoditas lokal harus terus didorong untuk maju karena produk lokal mempunyai peluang meningkatkan nilai ekspor. Model pengembangan komoditas lokal melalui kolaborasi lintas sektor yang melibatkan peran pemerintah, masyarakat, akademisi, bahkan media dapat mendorong pengembangan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi daerahnya.

Share article

Tags

Hana Ghaliyah