Pentingnya Keterlibatan Perusahaan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat


PT Olahkarsa Inovasi Indonesia menggelar webinar bertajuk Ready for PROPER 2023: Keterlibatan Perusahaan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Bisnis Berdasarkan PROPER, Selasa (18/07/2023). 

Hadir sebagai pembicara kunci yakni Elvina Winda Sagala (Manager CSR PT Pertamina Hulu Energi), Ibnu Agus Santosa (Senior Manager PT PLN Indonesia Power Kamojang POMU) dan Dr. Silverius Djuni Prihatin M.Si (Dosen Universitas Gajah Mada).

Kegiatan webinar ini dibuka secara langsung oleh Co-Founder & CEO Olahkarsa, Unggul Ananta. Dalam sambutannya, Unggul menjelaskan bahwa webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari acara Ready for PROPER 2023.

Ia berterimakasih kepada para narasumber dan peserta yang telah bergabung dalam kegiatan ini, serta berharap semoga webinar ini bisa menjadi ajang bertukar informasi dan pengalaman dalam praktik-praktik bisnis berkelanjutan.

“Saya ucapkan terimakasih kepada para narasumber dan peserta yang bergabung dalam acara ini semoga menjadi ajang belajar dan saling bertukar informasi khususnya bagi para praktisi yang mengawal langsung implementasi nya di lapangan,” ujarnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para narasumber yang pertama yakni Bapak Ibnu Agus Santosa  selaku Senior Manager PT PLN Indonesia Power Kamojang POMU. ia menerangkan bahwa perusahaannya selalu bersahabat dengan lingkungan dan masyarakat. Ini bisa dilihat dari program-program pemberdayaan yang dijalankan selalu berdasarkan permasalahan dan kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan.

Dalam pemaparannya, Bapak Ibnu menerangkan bahwa salah satu problem yang ada di masyarakat sekitar perusahaan adalah banyaknya penyandang disabilitas dan balita penyandang stunting. Untuk itu program-program pemberdayaan yang dijalankan senantiasa menyasar kelompok-kelompok rentan tersebut.

“Permasalahan di wilayah adalah adanya masyarakat penyandang disabilitas, PT PLN Kamojang hadir untuk membantu masyarakat penyandang disabilitas mendapatkan pekerjaan dengan membuat program budidaya jamur bagi disabilitas dan program penanganan stunting,” jelasnya.

Pemaparan kedua disampaikan oleh Ibu Elvina Winda selaku Manager CSR PT Pertamina Hulu Energi. Ibu Elvina menjelaskan bagaimana pelibatan pemangku kepentingan yang dilakukan oleh PT Pertamina Hulu Energi dalam mendukung praktik bisnis berkelanjutan. Ia memaparkan bahwa PT Pertamina Hulu Energi sedari perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi selalu melibatkan berbagai stakeholder khususnya masyarakat.  

Ia mencontohkan bahwa dalam menjalankan program, perusahaannya selalu melakukan pemetaan stakeholder dan mengukur tingkat keberhasilan program dengan SROI dan Social License Indeks. Itu semua dilakukan adalah semata-mata agar program selalu berjalan dengan baik sesuai PROPER.

Ibu Elvina pun menegaskan bahwa dunia bisnis harus senantiasa terbuka akan inovasi-inovasi yang berasal dari masyarakat, apabila tidak mendengarkan masyarakat maka perusahaan akan kesulitan dalam menjalankan program bisnisnya.

“Kita harus bisa membuka diri dalam berinovasi, jika tidak mendengarkan masyarakat akan terjadi kendala dalam program,” pesannya.

Pemaparan terakhir disampaikan oleh Dr. Silverius Djuni Prihatin M.Si selaku Dosen Universitas Gajah Mada. Dalam pemaparannya ia menjelaskan bahwa dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat pemerintah tidak bisa memonopoli nya sendiri. Perlu keterlibatan berbagai stakeholder dalam menciptakan kesejahteraan di masyarakat.

“Pemerintah tidak bisa memonopoli sendiri mensejahterakan masyarakat, perlu upaya untuk menciptakan kesejahteraan yang harus  dilakukan oleh berbagai stakeholder, perlu adanya kerjasama dari pemerintah, masyarakat dan korporasi,” jelasnya.

Ia pun menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat khususnya yang dilakukan oleh perusahaan. Tanpa keterlibatan masyarakat niscaya program-program pemberdayaan akan berjalan dengan baik.

“Kata kunci nya adalah melibatkan masyarakat. Masyarakat harus dijadikan sebagai subjek atau pelaku. Partisipasi untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses sedari perencanaan, pelaksanaan, monitoring evaluasi, menikmati hasil program CSR,” jelasnya.

Semua nasarumber bersepakat bahwa kolaborasi dan pelibatan pemangku kepentingan adalah kunci dari kesuksesan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan. Sebab kolaborasi dan keterlibatan ini pada akhirnya akan membawa pada keberlanjutan bisnis perushaaan itu sendiri. Maka dari itu sangat penting bagi setiap perusahaan untuk berkolaborasi dan melibatkan berbagai pemaku kepentingan khususnya masyarakat di sekitar perusahaan.

Share article

Tags

sbmedia.id